Prasasti Baturan 1B
Alih Bahasa
- Pada tahun Saka 944 bulan Posya, hari pertama paroterang, maulu (sad wara), wage (pancawara), buda (saptawara) ukir (wuku), itulah saatnya Desa Batuan sewilayahnya,
- yang diwakili oleh mantri kehutanan bernama Bhiksu Widya, Sekretaris desa bernama Tambeh, Mamudri, bernama Gawan, pemuka adat bernama Bhiksu Sukaji, Wanotara, Sandung, menghadap
- kepada Paduka raja Sri Dharmawangsa Wardhana Marakata Pangkajasthanottunggadewa dengan perantaraan pendeta di Udayalaya bernama Dang Acaryya Tiksena, dan Samgat Nayakan asba
- bernama Pu Gupit. Adapun sebabnya mereka menghadap raja yaitu, ingin menyampaikan keberatan tentang pekerjaan menjaga kebun Paduka raja yang telah menjadi dewata yang dicandikan di Air Wka dan Air Paku
- pada setiap hari pertama sukla paksa (paroterang) serta berbagai kewajiban kerja rodi (ngayah) ketika ada upacara untuk pemujaan bhatara di Baturan yang berupa ritual caru atas perintah raja,
- demikian pula tentang kewajiban-kewajiban di Japura. Demikianlah isi permohonan penduduk Desa Baturan sewilayahnya. Adapun karena kewibawaan paduka raja